Peluang
usaha budi daya ikan lele merupakan salah satu peluang usaha yang cukup diperhitungkan saat ini. Apabila kita
perhatikan banyak terdapat penjual pecel
lele yang memerlukan pasokan ikan lele setiap harinya, hal inilah yang membuat
permintaan ikan tersebut menjadi semakin
tinggi di pasaran dan membuka potensi peluang bisnis yang cukup menjanjikan.
Ternak ikan lele relatif lebih mudah
apabila dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya seperti ikan mas atau mujair
karena lebih tahan terhadap penyakit maupun kondisi lingkungan. Berikut ini
adalah gambaran secara umum tentang cara budidaya ikan lele
Pembenihan
Lele
Adalah
budidaya lele untuk menghasilkan benih sampai berukuran tertentu dengan cara
mengawinkan induk jantan dan betina pada kolam-kolam khusus pemijahan.
Pembenihan lele mempunyai prospek yang bagus dengan tingginya konsumsi lele
serta banyaknya usaha pembesaran lele.
Sistem
Budidaya
Terdapat
3 sistem pembenihan yang dikenal, yaitu :
·
Sistem
Massal. Dilakukan dengan menempatkan lele jantan dan betina dalam satu kolam
dengan perbandingan tertentu. Pada sistem ini induk jantan secara leluasa
mencari pasangannya untuk diajak kawin dalam sarang pemijahan, sehingga sangat
tergantung pada keaktifan induk jantan mencari pasangannya.
·
Sistem
Pasangan. Dilakukan dengan menempatkan induk jantan dan betina pada satu kolam
khusus. Keberhasilannya ditentukan oleh ketepatan menentukan pasangan yang
cocok antara kedua induk.
·
Pembenihan
Sistem Suntik (Hyphofisasi).
Dilakukan
dengan merangsang lele untuk memijah atau terjadi ovulasi dengan suntikan
ekstrak kelenjar Hyphofise, yang terdapat di sebelah bawah otak besar. Untuk
keperluan ini harus ada ikan sebagai donor kelenjar Hyphofise yang juga harus
dari jenis lele.
Tahap
Proses Budidaya
A.
Pembuatan Kolam.
Ada
dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian). Pemilihan tipe
kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Secara teknis
baik pada tipe bak maupun tipe galian, pembenihan lele harus mempunyai :
- Kolam tandon. Mendapatkan masukan air langsung dari luar/sumber air. Berfungsi untuk pengendapan lumpur, persediaan air, dan penumbuhan plankton. Kolam tandon ini merupakan sumber air untuk kolam yang lain.
- Kolam pemeliharaan induk. Induk jantan dan bertina selama masa pematangan telur dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus sebagai tempat pematangan sel telur dan sel sperma.
- Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan dan betina. Pada kolam ini harus tersedia sarang pemijahan dari ijuk, batu bata, bambu dan lain-lain sebagai tempat hubungan induk jantan dan betina.
Kolam
Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah menetas dan telah
berumur 3-4 hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut karena anakan mulai
memerlukan pakan, yang sebelumnya masih menggunakan cadangan kuning telur induk
dalam saluran pencernaannya.
B.
Pemilihan Induk
Induk
jantan mempunyai tanda :
1.
tulang
kepala berbentuk pipih
2.
warna
lebih gelap
3.
gerakannya
lebih lincah
4.
perut
ramping tidak terlihat lebih besar daripada punggung
5.
alat
kelaminnya berbentuk runcing.
Induk
betina bertanda :
1.
tulang
kepala berbentuk cembung
2.
warna
badan lebih cerah
3.
gerakan
lamban
4.
perut
mengembang lebih besar daripada punggung alat kelamin berbentuk bulat.
C.
Persiapan Lahan.
Proses
pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi :
1.
Pengeringan.
Untuk membersihkan kolam dan mematikan berbagai bibit penyakit.
2.
Pengapuran.
Dilakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit dosis 60 gr/m2 untuk mengembalikan
keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang tidak mati oleh pengeringan.
3.
Perlakuan
TON (Tambak Organik Nusantara). untuk menetralkan berbagai racun dan gas
berbahaya hasil pembusukan bahan organik sisa budidaya sebelumnya dengan dosis
5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100m2. Penambahan pupuk kandang juga
dapat dilakukan untuk menambah kesuburan lahan.
4.
Pemasukan
Air. Dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm dan dibiarkan selama
3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami lele.
Pada
tipe kolam berupa bak, persiapan kolam yang dapat dilakukan adalah:
1.
Pembersihan
bak dari kotoran/sisa pembenihan sebelumnya.
2.
Penjemuran
bak agar kering dan bibit penyakit mati. Pemasukan air fapat langsung penuh dan
segera diberi perlakuan TON dengan dosis sama
D.
Pemijahan.
Pemijahan
adalah proses pertemuan induk jantan dan betina untuk mengeluarkan sel telur
dan sel sperma. Tanda induk jantan siap kawin yaitu alat kelamin berwarna
merah. Induk betina tandanya sel telur berwarna kuning (jika belum matang
berwarna hijau). Sel telur yang telah dibuahi menempel pada sarang dan dalam
waktu 24 jam akan menetas menjadi anakan lele.
E.
Pemindahan.
Cara
pemindahan :
a. kurangi air di sarang
pemijahan sampai tinggi air 10-20 cm.
b. siapkan tempat
penampungan dengan baskom atau ember yang diisi dengan air di sarang.
c. samakan suhu pada
kedua kolam
d. pindahkan benih dari
sarang ke wadah penampungan dengan cawan atau piring.
e. pindahkan benih dari
penampungan ke kolam pendederan dengan hati-hati pada malam hari, karena masih
rentan terhadap tingginya suhu air.
F.
Pendederan.
Adalah
pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 – 7 cm, 7 – 9 cm dan 9 – 12 cm dengan
harga berbeda. Kolam pendederan permukaannya diberi pelindung berupa enceng
gondok atau penutup dari plastik untuk menghindari naiknya suhu air yang
menyebabkan lele mudah stress. Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan
lele dipindahkan ke kolam pendederan ini.
Manajemen
Pakan
Pakan
anakan lele berupa :
a. pakan alami berupa
plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil (paling baik) dikonsumsi
pada umur di bawah 3 – 4 hari.
b. Pakan buatan untuk
umur diatas 3 – 4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi, terutama kadar
proteinnya.
c. Untuk menambah
nutrisi pakan, setiap pemberian pakan buatan dicampur dengan POC NASA dengan
dosis 1 – 2 cc/kg pakan (dicampur air secukupnya), untuk meningkatkan
pertumbuhan dan ketahanan tubuh karena mengandung berbagai unsur mineral
penting, protein dan vitamin dalam jumlah yang optimal.
Manajemen
Air
Ukuran
kualitas air dapat dinilai secara fisik :
a. air harus bersih
b. berwarna hijau cerah
c. kecerahan/transparansi
sedang (30 – 40 cm).
Ukuran
kualitas air secara kimia :
a. bebas senyawa beracun
seperti amoniak
b. mempunyai suhu
optimal (22 – 26 0C).
Untuk
menjaga kualitas air agar selalu dalam keadaan yang optimal, pemberian pupuk
TON sangat diperlukan. TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting, lemak,
protein, karbohidrat dan asam humat mampu menumbuhkan dan menyuburkan pakan
alami yang berupa plankton dan jenis cacing-cacingan, menetralkan senyawa
beracun dan menciptakan ekosistem kolam yang seimbang. Perlakuan TON dilakukan
pada saat oleh lahan dengan cara dilarutkan dan di siramkan pada permukaan
tanah kolam serta pada waktu pemasukan air baru atau sekurang-kurangnya setiap
10 hari sekali. Dosis pemakaian TON adalah 25 g/100m2.
Manajemen
Kesehatan
- Budidaya ikan lelePada dasarnya, anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit jika mempunyai ketahanan tubuh yang tinggi. Anakan lele menjadi sakit lebih banyak disebabkan oleh kondisi lingkungan (air) yang jelek. Kondisi air yang jelek sangat mendorong tumbuhnya berbagai bibit penyakit baik yang berupa protozoa, jamur, bakteri dan lain-lain. Maka dalam menejemen kesehatan pembenihan lele, yang lebih penting dilakukan adalah penjagaan kondisi air dan pemberian nutrisi yang tinggi. Dalam kedua hal itulah, peranan TON dan POC NASA sangat besar. Namun apabila anakan lele terlanjur terserang penyakit, dianjurkan untuk melakukan pengobatan yang sesuai. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa, bakteri dan jamur dapat diobati dengan formalin, larutan PK (Kalium Permanganat) atau garam dapur. Penggunaan obat tersebut haruslah hati-hati dan dosis yang digunakan juga harus sesuai.
Sejarah
Lele Sangkuriang
Sejarah
Lahirnya Ikan Lele Sangkuriang
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan
air Tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia
terutama di Pulau Jawa. Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan 1) dapat
dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi,
2) teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat, 3) pemasarannya
relatif mudah dan 4) modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah
Pengembangan usaha budidaya ikan lele
semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele dumbo ke Indonesia pada
tahun 1985. Keunggulan lele dumbo dibanding lele lokal antara lain tumbuh lebih
cepat, jumlah telur lebih banyak dan lebih tahan terhadap penyakit.
Namun demikian perkembangan budidaya yang
pesat tanpa didukung pengelolaan induk yang baik menyebabkan lele dumbo
mengalami penurunan kualitas. Hal ini karena adanya perkawinan sekerabat
(inbreeding), seleksi induk yang salah atas penggunaan induk yang berkualitas
rendah. Penurunan kualitas ini dapat diamati dari karakter umum pertama matang
gonad, derajat penetasan telur, pertumbuhan harian, daya tahan terhadap
penyakit dan nilai FCR (Feeding Conversion Rate).
Sebagai upaya perbaikan mutu ikan lele
dumbo BBAT Sukabumi telah berhasil melakukan rekayasa genetik untuk
menghasilkan lele dumbo strain baru yang diberi nama lele “Sangkuriang”.
Seperti halnya sifat biologi lele dumbo
terdahulu, lele Sangkuriang tergolong omnivora. Di alam ataupun lingkungan
budidaya, ia dapat memanfaatkan plankton, cacing, insekta, udang-udang kecil
dan mollusca sebagai makanannya. Untuk usaha budidaya, penggunaan pakan
komersil (pellet) sangat dianjurkan karena berpengaruh besar terhadap
peningkatan efisiensi dan produktivitas.
Tujuan pembuatan Petunjuk Teknis ini
adalah untuk memberikan cara dan teknik pemeliharaan ikan lele dumbo strain
Sangkuriang yang dilakukan dalam rangka peningkatan produksi Perikanan untuk
meningkatkan ketersediaan protein hewani dan tingkat konsumsi ikan bagi
masyarakat Indonesia.
Berdasarkan keunggulan lele dumbo hasil
perbaikan mutu dan sediaan induk yang ada di BBAT Sukabumi, maka lele dumbo
tersebut layak untuk dijadikan induk dasar yaitu induk yang dilepas oleh
Menteri Kelautan dan Perikanan dan telah dilakukan diseminasi kepada
instansi/pembudidaya yang memerlukan. Induk lele dumbo hasil perbaikan ini,
diberi nama “Lele Sangkuriang”. Induk lele Sangkuriang merupakan hasil
perbaikan genetik melalui cara silang balik antara induk betina generasi kedua
(F2) dengan induk jantan generasi keenam (F6). Induk betina F2 merupakan
koleksi yang ada di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi yang berasal dari
keturunan kedua lele dumbo yang diintroduksi ke Indonesia tahun 1985. Sedangkan
induk jantan F6 merupakan sediaan induk yang ada di Balai Budidaya Air Tawar
Sukabumi. Induk dasar yang didiseminasikan dihasilkan dari silang balik tahap
kedua antara induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan hasil silang
balik tahap pertama
Kandungan
Leusin
Description
Keunggulan
ikan lele dibandingkan dengan produk hewani lainnya adalah kaya akan Leusin dan
Lisin. Leusin (C6H13NO2) merupakan asam amino esensial yang sangat diperlukan
untuk pertumbuhan anak-anak dan menjaga keseimbangan nitrogen. Leusin juga
berguna untuk perombakan dan pembentukan protein otot (Wikipedia, 2008).
Lisin
merupakan salah satu dari 9 asam amino esensial yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan perbaikan jaringnan. Lisin termasuk asam amino yang sangat
penting dan dibutuhkan sekali dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pasalnya, asam amino ini sangat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan
tulang pada anak, membantu penyerapan kalsium dan menjaga keseimbangan nitrogen
dalam tubuh, dan memelihara masa tubuh anak agar tidak terlalu berlemak. Lisin
juga dibutuhkan untuk menghasilkan antibody, hormone, enzim, dan pembentukan
kolagen, disamping perbaikan jaringan. Tak kalah pentingnya, lisin bisa
melindungi anak dari cold sore dan virus herpes.
Bagi
balita dan ibu hamil
Description
Kandungan
Gizi Pada Ikan Lele
Mungkin
nama ikan lele sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Ikan lele dengan nama
latinnya Clarias batrachurs, L dan nama perdagangan catfish sangat digemari
oleh semua kalangan karna dagingnya yang sangat gurih dan lezat. Tak jarang
hampir semua restoran atau di warung-warung menyediakan menu pecel lele maupun
lalapan lele. Selain dagingnya gurih ikan lele mempunyai keunggulan tak
bersisik dan bisa bertahan hidup lebih lama sehingga mempermudah proses
pengolahan.
Selain
daging yang gurih ternyata daging lele terdapat banyak kandungan
gizinya.berikut nilai gizi Lele 100 gram,bagian ikan yang dapat di makan dan
ikan segar (FAO,1972) no
Macam zat gizi Bag. Ikan yang dapat dimakan Ikan segar utuh
- Kadar air (%) 78,5 47,1
- Sumber energy (cal.) 90 54
- Protein (gr) 18,7 11,2
- Lemak (gr) 1,1 0,7
- Kalsium (Ca) (mgr) 15 9
- Phosphor (P) (mgr) 260 156
- Zat besi (Fe) (mgr) 2 1,2
- Natrium (mgr) 150 90
- Thiamine (vit B1) (mgr) 0,10 0,06
- Riboflavin (vit B2) (mgr) 0,05 0,03
- Niacin (mgr) 2,0 1,2
Sehingga
lele mengandung protein yang tinggi dan zat penguat tulang (kalsium) yang baik
untuk makanan anak balita. Selain itu lele juga mengandung mineral lain yang
penting pula untuk kesehatan tubuh.
Untuk
anak kecil
Description
Manfaat
ikan lele di mana di kupas dari segi kesehatan khususnya kejantanan alat
reproduksi organ vital pria. Maka berikut beberapa manfaat dari ikan lele yang
dapat saya jelaskan.
- PERTAMA. Kandungan protein ikan Lele sangat tinggi, sekitar 20 persen. Ditambah lagi kandungan minyak takjenuhnya juga tinggi. Sehingga sangat mendukung metabolisme dalam tubuh
- KEDUA. Daging ikan Lele bisa merangsang perkembangan otak anak.Karena Kandungan gizi daging ikan Lele sangat tinggi serta banyak mengandung vitamin A
- KETIGA. Lemak dalam daging ikan mengandung Poli asam Lemak Tidak Jenuh (PUFA) yang terdiri dari Omega-3 dan Omega-6.
- KE EMPAT. Lemak Tidak Jenuh (PUFA) tidak disintesa tubuh, sehingga harus diperoleh dari makanan.
- KE LIMA. Lemak Ikan Lele dapat menurunkan LDL (Low Density Lipid) Kolesterol dalam Plasma Darah
- KE ENAM. Selain itu, kandungan lemaknya jauh lebih rendah dibandingkan daging sapi atau daging ayam.
- KE TUJUH. Ikan Lele hanya mengandung lemak 2 gram saja.(per 100 gr) Ini jauh lebih rendah di bandingkan sapi 14 dan ayam 25. Kelebihan : Mengandung Omega-3 dan Omega-6. Kekurangan: karena pengelolaannya yang kebanyakan masih konvensional terkadang ikan lele ini sering di istilahkan dengan ikan kelas pinggiran
Budidaya
Ikan Lele Dumbo Dengan Kolam Terpal
Ikan
Lele merupakan keluarga Catfish yang
memiliki jenis yang sangat banyak, diantaranya Lele Dumbo, Lele Lokal,
Lele Phyton, Lele Sangkuriang dan lain-lain. Pada tulisan terdahulu sudah
dituliskan mengenai Budi Daya Ikan Guramih Pada Kolam Terpal, pada kesempatan
ini akan dibahas BUDI DAYA IKAN LELE DUMBO pada Kolam terpal. Budi Daya Ikan
Lele dumbo relatif lebih mudah dan sederhana jika dibandingkan dengan budi daya
guramih. Pada dasarnya metode Budidaya ini adalah solusi untuk beberapa kondisi
antara lain lahan yang sempit, modal
yang tidak terlalu besar dan solusi untuk daerah yang minim air. Lele Dumbo
merupakan ikan yang memiliki beberapa keistimewaan dan banyak diminati orang.
Aneka
masakan dari lele bisa diperoleh dengan mudah, rasa daging yang lezat dan gurih
membuat bisnis budi daya lele menjadi peluang usaha yang cukup menjanjikan
keuntungan. Selain itu Lele dumbo lebih mudah dipelihara dan cepat dalam
pertumbuhannya. Dengan kondisi air yang “buruk” Lele dumbo bisa bertahan hidup
dan berkembang dengan baik, dengan demikian solusi pemeliharaan lele dumbo
dengan terpal menjadi alternatif yang perlu dicoba. Budidaya Ikan Lele dumbo dengan
Kolam terpal mendatangkan peluang usaha yang cukup menjanjikan dan tidak
memerlukan modal usaha yang besar. Analisis budidaya Lele Dumbo dapa dilakukan
dalam berbagai model untuk konsumsi dan pembibitan.
Model
Budi Daya Lele Dumbo
Peluang
usaha Budidaya lele dumbo dengan kolam terpal dapat dilakukan dalam beberapa
bentuk antara lain, tujuan pembibitan dan tujuan konsumsi. Budi daya Ikan Lele
Dumbo sebagai bibit merupakan upaya memenuhi kebutuhan bibit yang terus
meningkat seiring dengan permintaan Ikan Lele Dumbo Konsumsi. Budidaya Ikan
Lele Dumbo Konsumsi merupakan upaya memelihara Ikan Lele Dumbo sampai ukuran
dan bobot tertentu. Biasanya dari berat 1 ons per ekor ikan lele dumbo sampai 1
kg per ekor. Ukuran Lele Dumbo 1 Kg /ekor
ke atas biasanya digunakan pada kolam pemancingan yang berisi Lele
dumbo.
Salah
Satu Model Kolam Terpal Lele Dumbo
Budidaya
Lele Dumbo Untuk Pembibitan
Peluang
Usaha Budidaya Lele dumbo Untuk tujuan pembibitan bisa dilakukan antara lain:
Pemijahan dan penetasan telur lele dumbo,
setelah menetas bisa dijual kepada peternak lain untuk dibesarkan atau
dipelihara lagi sampai besar. Karena bibit lele dumbo baru menetas sudah bisa
dijual, sehingga merupakan peluang usaha bagi yang memilih menekuni bidang ini.
Jika lahan yang tersedia sempit solusi ini bisa menjadi alternatif. Modal untuk
usaha ini hanya tempat dan indukan lele dumbo. Bibit Lele dumbo baru menetas
biasanya dihargai berdasarkan perkiraan jumlah anakan Lele Dumbo, yang
ditentukan berdasarkan bobot induk dan jumlah induk Lele Dumbo.
Penyediaan Bibit Ukuran 2-3 cm, dalam kurun
waktu satu bulan setelah menetas bibit lele dumbo telah mencapai ukuran 2-3 cm
dan siap untuk dijual ke pasaran. Pembesaran benih lele dari menetas hingga
ukuran ini idealnya ditempatkan pada kolam lumpur atau sawah, sehingga
memerlukan lahan yang relatif luas. Meski di kolam terpal tetap bisa dilakukan
tetapi tidak bisa dalam jumlah yang besar, meski demikian peluang usaha tetap
terbuka. Pembesaran Lele Dumbo pada bak atau
kolam terpal pada ukuran ini memerlukan makanan tambahan berupa pelet buatan
pabrik.
Penyediaan Bibit ukuran 5-7 cm, pada ukuran
5-7 cm benih lele dumbo siap dijual sebagai bibit yang mendatangkan peluang
usaha. Biasanya ukuran ini dipelihara oleh peternak sampai ukuran layak
konsumsi.
Pemeliharaan
Lele Dumbo Untuk Konsumsi
Lele
dumbo untuk keperluan konsumsi biasanya dipelihara mulai dari ukuran 5-7 cm
atau lebih besar, untuk hasil panen cepat bisa dilakukan dalam waktu 2 bulan
dengan pemberian makanan yang ekstra dan optimal. Peluang usaha budidaya lele
dumbo untuk konsumsi ini relatif lebih mudah karena ukuran lele yang besar
lebih tahan terhadap penyakit, dan tingkat hidup lebih tinggi. Untuk
mendapatkan ukuran lele dumbo yang lebih besar memerlukan waktu 3 sampai 4
bulan.
Persiapan
Pembuatan Kolam Terpal
Persiapan
untuk budi daya lele dumbo dengan kolam terpal meliputi persiapan lahan kolam ,
persiapan material terpal ,dan persiapan perangkat pendukung. Lahan yang perlu
disediakan disesuaikan dengan keadaan dan jumlah lele yang akan dipelihara.
Untuk Pembesaran sampai tingkat konsumsi bisa digunakan lahan dengan ukuran 2 x
1x 0.6 meter, yang bisa diisi dengan 100 ekor lele dumbo ukuran 5-7 cm. Model
pembuatan kolam bisa dengan menggali tanah kemudian diberi terpal atau dengan
membuat rangka dari kayu yang kemudian diberi terpal. Cara pertama lebih
membuat terpal tahan lebih lama.
Pemeliharaan
Lele Dumbo
Pertama
kali kolam terpal diisi dengan air yang tidak terlalu dalam terlebh dahulu,
untuk lele dumbo ukuran 5-7 cm bisa diisi air 40 cm terlebih dahulu, agar ikan
tidak terlalu capek naik dan turun dasar kolam untuk mengambil oksigen, seiring
dengan bertambahnya usia dan ukuran kedalaman air ditambah. Perlu disediakan
pula rumpon atau semacam perlindungan untuk lele. Karena lele merupakan ikan
yang senang bersembunyi di daerah yang tertutup.
Pemberian
pakan dilakukan dengan pemberian pelet sehari dua kali, lebih bagus lagi lebih
dari dua kali tetapi dalam jumlah yang lebih sedikit. Jika di lingkungan
tersedia pakan alami seperti Bekicot, kerang, keong emas, rayap dan lain-lain,
bisa diberikan makanan alami tersebut. Makanan alami selain bisa menghemat
pengeluaran juga memiliki kandungan protein yang tinggi sehingga pertumbuhan lele
dumbo lebih cepat. Selain itu ada beberapa teknologi yang bisa dipakai untuk
mempercepat pertumbuhan ikan lele dan ikan lainnya.
Meski
Lele dumbo tahan terhadap kondisi air yang buruk ada baiknya perlu diganti air
sekitar 10-30% setiap minggu, agar kolam tidak terlalu kotor dan berbau.
Penyakit pada ikan lele mudah menyerang pada air yang kotor. Pada usia satu
bulan atau jika diperlukan perlu dilakukan seleksi dan pemisahan lele yang
memiliki ukuran yang berbeda. Biasanya lele mengalami pertumbuhan yang tidak
sama, sehingga jika tidak dipisahkan lele dengan ukuran kecil akan kalah
bersaing dalam berebut makanan. Selain itu pisahkan jika ada ikan yang
terindikasi terserang penyakit agar tidak menular
Budidaya
ikan Lele
1.
SEJARAH SINGKAT
Lele
merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang dan kulit licin.
Di Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antara lain: ikan kalang
(Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling
(Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang di
negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), ikan keli
(Malaysia), gura magura (Srilangka), ca tre trang (Jepang). Dalam bahasa
Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish. Ikan lele
tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di sungai dengan
arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Ikan
lele bersifat noctural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari.
Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap.
Di alam ikan lele memijah pada musim penghujan.
2.
SENTRA PERIKANAN
Ikan
lele banyak ditemukan di benua Afrika dan Asia. Dibudidayakan di Thailand,
India, Philipina dan Indonesia. Di Thailand produksi ikan lele ± 970
kg/100m2/tahun. Di India (daerah Asam) produksinya rata-rata tiap 7 bulan
mencapai 1200 kg/Ha.
3.
JENIS
Klasifikasi
ikan lele adalah:
·
Kingdom
: Animalia
·
Sub-kingdom
: Metazoa
·
Phyllum
: Chordata
·
Sub-phyllum
: Vertebrata
·
Klas
: Pisces
·
Sub-klas
: Teleostei
·
Ordo
: Ostariophysi
·
Sub-ordo
: Siluroidea
·
Familia
: Clariidae
Genus
: Clarias
yusufsatya
–Budidaya ikan Lele
Di
Indonesia ada 6 (enam) jenis ikan lele yang dapat dikembangkan:
1.
Clarias
batrachus, dikenal sebagai ikan lele (Jawa), ikan kalang (SumateraBarat), ikan maut
(Sumatera Utara), dan ikan pintet (Kalimantan Selatan).
2.
Clarias
teysmani, dikenal sebagai lele Kembang (Jawa Barat), Kalang putih (Padang).
3.
Clarias
melanoderma, yang dikenal sebagai ikan duri (Sumatera Selatan), wais (Jawa
Tengah), wiru (Jawa Barat).
4.
Clarias
nieuhofi, yang dikenal sebagai ikan lindi (Jawa), limbat (Sumatera Barat),
kaleh (Kalimantan Selatan).
5.
Clarias
loiacanthus, yang dikenal sebagai ikan keli (Sumatera Barat), ikan penang
(Kalimantan Timur).
6.
Clarias
gariepinus, yang dikenal sebagai lele Dumbo (Lele Domba), King cat fish,
berasal dari Afrika.
4.
MANFAAT
1.
Sebagai
bahan makanan
2.
Ikan
lele dari jenis C. batrachus juga dapat dimanfaatkan sebagai ikan pajangan
atau ikan hias.
3.
Ikan
lele yang dipelihara di sawah dapat bermanfaat untuk memberantas hama padi
berupa serangga air, karena merupakan salah satu makanan alami ikanlele.
4.
Ikan
lele juga dapat diramu dengan berbagai bahan obat lain untuk mengobati penyakit
asma, menstruasi (datang bulan) tidak teratur, hidung berdarah, kencing
darah dan lain-lain.
5.
PERSYARATAN LOKASI
- 1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos, berlumpur dan subur. Lahan yang dapat digunakan untuk budidaya lele dapat berupa: sawah, kecomberan, kolam pekarangan kolamkebun, dan blumbang.
- 2. Ikan lele hidup dengan baik di daerah dataran rendah sampai daerah yang tingginya maksimal 700 m dpl.
- 3. Elevasi tanah dari permukaan sumber air dan kolam adalah 5-10%.
- 4. Lokasi untuk pembuatan kolam harus berhubungan langsung atau dekat dengan sumber air dan tidak dekat dengan jalan raya.
- 5. Lokasi untuk pembuatan kolam hendaknya di tempat yang teduh, tetapi tidak berada di bawah pohon yang daunnya mudah rontok.
- 6. Ikan lele dapat hidup pada suhu 20°C, dengan suhu optimal antara 25-28°C. Sedangkan untuk pertumbuhan larva diperlukan kisaran suhu antara 26-30°C dan untuk pemijahan 24-28 ° C.
- 7. Ikan lele dapat hidup dalam perairan agak tenang dan kedalamannya cukup, sekalipun kondisi airnya jelek, keruh, kotor dan miskin zat O2.
- 8. Perairan tidak boleh tercemar oleh bahan kimia, limbah industri, merkuri, atau mengandung kadar minyak atau bahan lainnya yang dapat mematikan ikan.
- 9. Perairan yang banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan ikan dan bahan makanan alami. Perairan tersebut bukan perairan yang rawan banjir
- Permukaan perairan tidak boleh tertutup rapat oleh sampah atau daun-daunan hidup, seperti enceng gondok Mempunyai pH 6,5–9; kesadahan (derajat butiran kasar ) maksimal 100 ppm dan optimal 50 ppm; turbidity (kekeruhan) bukan lumpur antara 30–60cm; kebutuhan O2 optimal pada range yang cukup lebar, dari 0,3 ppm untuk yang dewasa sampai jenuh untuk burayak; dan kandungan CO2 kurang dari 12,8 mg/liter, amonium terikat 147,29-157,56 mg/liter.
6. Persyaratan untuk pemeliharaan ikan lele di keramba :
1.
Sungai
atau saluran irigasi tidak curam, mudah dikunjungi/dikontrol.
2.
Dekat
dengan rumah pemeliharaannya.
3.
Lebar
sungai atau saluran irigasi antara 3-5 meter.
4.
Sungai
atau saluran irigasi tidak berbatu-batu, sehingga keramba mudah
dipasang.
5.
Kedalaman
air 30-60 cm.
6.
PEDOMAN
TEKNIS BUDIDAYA
1.
Penyiapan Sarana dan Peralatan
Dalam
pembuatan kolam pemeliharaan ikan lele sebaiknya ukurannya tidak
terlalu
luas. Hal ini untuk memudahkan pengontrolan dan pengawasan. Bentuk dan
ukuran kolam pemeliharaan bervariasi, tergantung selera pemilik dan lokasinya.
Tetapi sebaiknya bagian dasar dan dinding kolam dibuat permanen. Pada
minggu ke 1-6 air harus dalam keadaan jernih kolam, bebas dari pencemaran
maupun fitoplankton. Ikan pada usia 7-9 minggu kejernihan airnya
harus dipertahankan. Pada minggu 10, air dalam batas-batas tertentu masih
diperbolehkan. Kekeruhan menunjukkan kadar bahan padat yang melayang
dalam air (plankton). Alat untuk mengukur kekeruhan air disebut secchi.
Prakiraan kekeruhan air berdasarkan usia lele(minggu) sesuai angka secchi
:
·
Usia
10-15 minggu, angka secchi = 30-50
·
Usia
16-19 minggu, angka secchi = 30-40
·
Usia
20-24 minggu, angka secchi = 30
2.
Penyiapan Bibit
·
Menyiapkan
Bibit
·
Pemilihan
Induk
1.
Ciri-ciri induk lele jantan:
1.
Kepalanya
lebih kecil dari induk ikan lele betina.
2. Warna kulit dada agak
tua bila dibanding induk ikan lele betina.
3. Urogenital papilla
(kelamin) agak menonjol, memanjang ke arah belakang, terletak di belakang
anus, dan warna kemerahan.
PEMBENIHAN
IKAN LELE DUMBO
I.
PENDAHULUAN
Salah
satu komoditas perikanan yang cukup populer di masyarakat adalah lele dumbo
(Clarias gariepinus). Ikan ini berasal dari Benua Afrika dan pertama kali
didatangkan ke Indonesia pada tahun 1984. Karena memiliki berbagai kelebihan,
menyebabkan, lele dumbo termasuk ikan yang paling mudah diterima masyarakat.
Kelebihan tersebut diantaranya adalah pertumbuhannya cepat, memiliki kemampuan
beradaptasi terhadap lingkungan yang tinggi, rasanya enak dan kandungan gizinya
cukup tinggi. Maka tak heran, apabila minat masyarakat untuk membudidayakan
lele dumbo sangat besar.
II.
Sistematika
Philum
Chordata, Kelas Pisces, Anak Kelas Telestei, Bangsa Ostariophysi, Anak Bangsa
Siluridae, Suku Claridae, Marga Clarias dan Jenis Clarias gariepinus.
Bentuk
tubuh memanjang, agak bulat, kepala gepeng, tidak bersisik, mempunyai 4 pasang
kumis, mulut besar, warna kelabu sampai hitam. Lele dumbo banyak ditemukan di
rawa-rawa dan sungai di Afrika, terutama di dataran rendah sampai sedikit
payau. Ikan ini mempunyai alat pernapasan tambahan yang disebut abrorescent,
sehingga mampu hidup dalam air yang oksigennya rendah.
Lele
dumbo termasuk ikan karnivora, namun pada usia benih lebih bersifat omnivora.
Induk lele dumbo sudah dapat dipijahkan setelah berumur 2 tahun dan dapat
memijah sepanjang tahun.
a.
Tanda
induk betina: tubuh lebih pendek, mempu- nyai dua buah lubang kelamin yang
bentuknya bulat.
b.
Tanda
induk jantan: tubuh lebih panjang, mempunyai satu buah lubang kelamin yang
bentuknya memanjang.
III.
PEMBENIHAN
Saat
ini lele dumbo sudah dapat dipijahkan secara alami. Namun demikian banyak orang
yang lebih suka memijahkan dengan cara buatan ( disuntik ) karena penjadwalan
produksi dapat dilakukan lebih tepat.
A.
Pematangan Gonad
Pematangan
gonad dilakukan di kolam seluas 50 - 200 m2 dengan kepadatan 2 - 4 kg/m2.
Setiap hari diberi pakan tambahan berupa pelet sebanyak 3 persen/hari dari
berat tubuhnya.
B.
Seleksi Induk
- Seleksi bertujuan untuk mengetahui tingkat kematangan induk yang akan dipijahkan.
- Induk betina ditandai dengan perutnya yang buncit dan kadang-kadang apabila dipijit kearah lubang kelamin, keluar telur yang warnanya kuning tua.
- Induk jantan ditandai dengan warna tubuh dan alat kelaminnya agak kemerahan
C.
Pemberokan
a. Pemberokan dilakukan
dalam bak seluas 4 - 6 m2 dan tinggi 1 m, selama 1 - 2 hari.
b. Pemberokan bertujuan
untuk membuang kotoran dan mengurangi kandungan lemak dalam gonad.
c. Setelah diberok,
kematangan induk diperiksa kembali.
D.
Penyuntikan
a.
Induk
betina disuntik dengan larutan hipofisa ikan mas sebanyak 2 dosis (1kg induk
membutuhkan 2 kg ikan mas) dan jantan 1/2 dosis atau ovaprim 0,3 ml/kg.
b.
Penyuntikan
dilakukan pada bagian punggung.
E.
Pemijahan / Pengurutan
a.
Apabila
akan dipijahkan secara alami, induk jantan dan betina yang sudah disuntik
disatukan dalam bak yang telah diberi ijuk dan biarkan memijah sendiri.
b.
Apabila
akan diurut, maka pengurutan dilakukan 8 - 10 jam setelah penyuntikan.
c.
Langkah
pertama adalah menyiapkan sperma: ambil kantong sperma dari induk jantan dengan
membedah bagian perutnya, gunting kantong sperma dan keluarkan. Cairan sperma
ditampung dalam gelas yang sudah diisi NaCl sebanyak 1/2 bagiannya. Aduk hingga
rata. Bila terlalu pekat, tambahkan NaCl sampai larutan berwarna putih susu
agak encer.
d.
Ambil
induk betina yang akan dikeluarkan telurnya. Pijit bagian perut ke arah lubang
kelamin sampai telurnya keluar. Telur ditampung dalam mangkuk plastik yang
bersih dan kering. Masukan larutan sperma sedikit demi sedikit dan aduk sampai
merata. Tambahkan larutan NaCl agar sperma lebih merata. Agar terjadi
pembuahan, tambahkan air bersih dan aduklah agar merata sehingga pembenihan
dapat berlangsung dengan baik, untuk mencuci telur dari darah dan kotoran
lainnya, tambahkan lagi air bersih kemudian dibuang. Lakukan 2 - 3 kali agar
bersih.
e.
Telur
yang sudah bersih dimasukkan kedalam hapa penetasan yang sudah dipasang di bak.
Bak dan hapa tersebut berukuran 2 m x 1 m x 0,4 m dan sudah diisi air 30 cm.
Cara memasukan, telur diambil dengan bulu ayam, lalu sebarkan ke seluruh
permukaan hapa sampai merata. Dalam 2-3 hari telur akan menetas dan larvanya
dibiar- kan selama 4-5 hari atau sampai berwarna hitam.
E.
Pendederan
·
Persiapan
kolam pendederan dilakukan seminggu sebelum penebaran larva, yang meliputi: pengeringan, perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar dan pembuatan kemalir
· Pengapuran
dilakukan dengan melarutkan kapur tohor kedalam tong, kemudian disebarkan ke
seluruh pematang dan dasar kolam. Dosisnya 250 - 500 g/m2.
· Pemupukan
menggunakan kotoran ayam dengan dosis
500 - 1.000 gr/m2.. Kolam di isi air setinggi 40 cm dan setelah 3 hari,
disemprot dengan organophosphat 4 ppm dan dibiarkan selama 4 hari.
· Benih
ditebar pada pagi hari dengan kepadatan 100 - 200 ekor/m2.
· Pendederan
dilakukan selama 21 hari. Pakan tambahan diberikan setiap hari berupa tepung
pelet sebanyak 0,75 gr/1000 ekor.
IV.
PENYAKIT
Penyakit
yang sering menyerang lele dumbo adalah Ichthyopthirius multifiliis atau lebih
dikenal dengan white spot (bintik putih). Pencegahan, dapat dilakukan dengan
persiapan kolam yang baik, terutama pengeringan dan pengapuran. Pengobatan
dilakukan dengan menebarkan garam dapur sebanyak 200 gr/m3 setiap 10 hari
selama pemeliharaan atau merendam ikan yang sakit ke dalam larutan
Oxytetracyclin 2 mg/l.
Usaha
Budidaya Ikan Lele
budidaya,
perikanan tawar
Budidaya
ikan lele merupakan salah satu usaha yang dapat ditekuni. Permintaannya selalu
ada, karena ikan ini banyak diminati. Terutama untuk dijadikan lauk makanan.
Salah
satu tempat budidaya ikan lele terletak di Kampung Cibodas, Desa Kadu Agung
Barat, Kecamatan Cibadak, Banten. Pemiliknya Haji Aip Suhendri. Letak kolam
budidaya lele ini tidak jauh dari pusat kota Kabupaten Lebak, Banten.
Disini
terdapat 15 kolam dengan ukuran 5 kali 10, yang berisi ribuan ekor ikan lele.
Budidaya ikan lele di tempat ini dilakukan mulai dari pembenihan. Untuk proses
pembenihan disini terdapat 150 ekor induk lele yang berat per ekornya bisa
mencapai 4 kilogram.
Benih
ikan lele yang dihasilkan, berukuran antara 5 sampai 15 centimeter telah dapat
dipasarkan. Harganya berkisar 200 hingga 500 rupiah per ekor. Pembesaran ikan
lele di tempat ini, tidak membutuhkan waktu lama, hanya sekitar 2 bulan.
Memelihara
ikan lele tergolong mudah. Karena tidak memerlukan air yang banyak dan tidak
memerlukan air yang selalu bersih. Selain itu, ikan lele juga tahan terhadap
penyakit, asalkan makanannya cukup.
Setiap
hari sekitar satu ton ikan lele dihasilkan dari tempat ini. Ikan lele ukuran
besar dijual antara 8 ribu hingga 10 ribu rupiah per kilogram. Setiap
kilogramnya terdiri dari 10 ekor ikan. Usaha budidaya lele ini memiliki prospek
yang baik. Keuntungan yang diperoleh setiap bulan paling sedikit 3 juta rupiah.
Ikan
lele merupakan jenis ikan air Tawar yang dapat dibudidayakan. Alas an orang
budidaya lele adalah dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas,
cara lebih mudah, pemasarannya relatif mudah dan modal dapat dijangkau.
Budidaya lele semakin meningkat setelah masuk jenis lele dumbo. Keunggulan lele
dumbo dibanding lele lokal antara lain cepat besar, telur lebih banyak dan
lebih tahan terhadap penyakit.
Pertumbuhan
yang cepat tanpa memperhatikan pengelolaan induk menyebabkan kualitas lele
menurun. Penurunan kualitas dapat karena perkawinan inbreeding. Ini menyebabkan
penurunan derajat penetasan, pertumbuhan lambat, daya tahan penyakit menurun.
Pertumbuhan
awal lele dapat memanfaatkan makan dari plankton, cacing, insekta dan lain –
lain. Tetapi untuk pembesaran dianjurkan untuk memakai pellet karena akan
meningkatkan effisiensi dan pruduktifitas. Budidaya lele dapat dilakukan di
areal pada ketinggian 1 m - 800 m dpi.
Persyaratan
lokasi, baik kualitas tanah maupun air tidak terlalu spesifik, artinya dengan
penggunaan teknologi yang memadai terutama pengaturan suhu air budidaya masih
tetap dapat dilakukan pada lahan yang memiliki ketinggian diatas >800 m dpi.
Namun bila budidaya dikembangkan dalam skala massal harus tetap memperhatikan
tata ruang dan lingkungan sosial.
Budidaya
lele dapat dilakukan di kolam tanah, bak permanent maupun bak plastic. Usahakan
air dapat mengalir mengalir. Sumber air dapat berasal dari air sungai mapun air
sumur. Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32°C.
Suhu air mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu makan
ikan serta kelarutan oksigen dalam air. Keasaman air yang ideal antara 6-9.
Bentuk
kolam yang ideal untuk pemeliharaan ikan lele adalah empat persegi panjang
dengan ukuran sesuai dengan lokasi. Kedalaman kolam berkisar antara 1,0-1,5 m
dengan kemiringan kolam dari pemasukan air ke pembuangan 0,5%. Saringan dapat
dipasang pada pintu pemasukan dan pengeluaran agar ikan-ikan jangan ada yang
lolos keluar/masuk.
Pelaksanaan
budidaya lele :
a.
Persiapan kolam tanah (tradisional)
Siapkan kolam tanah. Lakukan pencangkulan
tanah dasar kolam dan ratakan. Berikan kapur ke dalam kolam bertujuan untuk
memberantas hama, penyakit dan memperbaiki kualitas tanah. Dosis yang
dianjurkan adalah 20-200 gram/m2, tergantung pada keasaman kolam. Untuk kolam
dengan pH rendah dapat diberikan kapur lebih banyak, juga sebaliknya apabila
tanah sudah cukup baik, pemberian kapur dapat dilakukan sekedar untuk
memberantas hama penyakit yang kemungkinan terdapat di kolam.
Pemupukan
dengan kotoran ternak ayam, berkisar antara 500-700 gram/m2; urea 15 gram/m2;
SP3 10 gram/m2; NH4N03 15 gram/m2. Kolam dibiarkan selama ± 7 (tujuh) hari,
guna memberi kesempatan tumbuhnya makanan alami.
b.
Persiapan kolam tembok
Persiapan kolam tembok hampir sama dengan
kolam tanah. Bedanya, pada kolam tembok tidak dilakukan pengolahan dasar kolam,
perbaikan parit dan bak untuk panen, karena parit dan bak untuk panen biasanya
sudah dibuat Permanen.
c.
Penebaran Benih
Sebelum benih ditebarkan sebaiknya benih
disuci hamakan dulu dengan merendamnya didalam larutan KM5N04 (Kalium
permanganat) atau PK dengan dosis 35 gram/m2 selama 24 jam atau formalin dengan
dosis 25 mg/l selama 5-10 menit. Penebaran benih sebaiknya dilakukan pagi atau
sore hari atau pada saat udara tidak panas. Sebelum ditebarkan ke kolam, benih
perlakuan penyesuaian suhu dengan cara memasukan air kolam sedikit demi sedikit
ke dalam wadah pengangkut benih. Benih yang sudah teraklimatisasi akan dengan
sendirinya keluar dari kantong (wadah) angkut benih menuju lingkungan yang baru
yaitu kolam. Hal ini berarti bahwa perlakuan tersebut dilaksanakan diatas
permukaan air kolam dimana wadah (kantong) benih mengapung diatas air. Jumlah
benih yang ditebar 35-50 ekor/m2 yang berukuran 5-8 cm.
d.
Pemberian Pakan
Selain makanan alami, untuk mempercepat
pertumbuhan lele perlu pemberian makanan tambahan berupa pellet. Jumlah makanan
yang diberikan sebanyak 2-5% perhari dari berat total ikan yang ditebarkan di
kolam. Pemberian pakan frekuensinya 2 – 3 kali setiap hari. Sedangkan komposisi
makanan buatan dapat dibuat dari campuran dedak halus dengan ikan rucah dengan
perbandingan 1:9 atau campuran dedak halus, bekatul, jagung, cincangan bekicot
dengan perbandingan 2:1:1:1 campuran tersebut dapat dibuat bentuk pellet.
e.
Pemanenan
Ikan lele akan mencapai ukuran konsumsi
setelah dibesarkan selama 130 hari, dengan bobot antara 200 - 250 gram per ekor
dengan panjang 15 - 20 cm. Budidaya lele
di tingkat pembudidaya sering dihadapkan pada permasalahan timbulnya penyakit
atau kematian ikan. Pada kegiatan pembesaran, penyakit banyak ditimbulkan
akibat buruknya penanganan kondisi lingkungan. Predator yang biasanya menyerang
antara lain ular, burung atau predator lainnya. Sedangkan organisme pathogen
yang sering menyerang adalah Ichthiophthirius sp., Trichodina sp., Monogenea
sp. dan Dactylogyrus sp. Penanggulangan hama insekta dapat dilakukan dengan
pemberian insektisida yang direkomendasikan pada saat pengisian air sebelum
benih ditanam.
Penanggulangan
organisme pathogen dapat dilakukan dengan pengelolaan lingkungan budidaya yang
baik dan pemberian pakan yang teratur dan mencukupi. Pengelolaan lingkungan
dapat dilakukan dengan melakukan persiapan kolam dengan baik. Pada kegiatan
budidaya dengan menggunakan kolam tanah, persiapan kolam meliputi pengeringan,
pembalikan tanah, perapihan pematang, pengapuran, pemupukan, pengairan dan
pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Pada kegiatan budidaya
dengan menggunakan bak tembok atau bak plastik, persiapan kolam meliputi
pengeringan, disenfeksi (bila diperlukan), pengairan dan pengkondisian tumbuhnya
plankton sebagai sumber pakan. Perbaikan kondisi air kolam dapat pula dilakukan
dengan penambahan bahan probiotik.
Untuk
menghindari terjadinya penularan penyakit, maka hendaknya memperhatikan hal-hal
sebagai berikut pindahkan segera ikan yang memperlihatkan gejala sakit dan
diobati secara terpisah. Ikan yang tampak telah parah sebaiknya dimusnahkan.
Jangan membuang air bekas ikan sakit ke saluran air. Kolam yang telah
terjangkit harus segera dikeringkan dan dilakukan pengapuran dengan dosis 1
kg/5 m2. Kapur (CaO) ditebarkan merata didasar kolam, kolam dibiarkan sampai
tanah kolam retak-retak. Kurangi kepadatan ikan di kolam yang terserang
penyakit. Alat tangkap dan wadah ikan harus dijaga agar tidak terkontaminasi
penyakit. Sebelum dipakai lagi sebaiknya dicelup dulu dalam larutan Kalium
Permanganat (PK) 20 ppm (1 gram dalam 50 liter air) atau larutan kaporit 0,5
ppm (0,5 gram dalam 1 m3 air). Setelah memegang ikan sakit cucilah tangan kita
dengan larutan PK. Bersihkan selalu dasar kolam dari lumpur dan sisa bahan
organik. Usahakan agar kolam selalu mendapatkan air segar atau air baru.
Tingkatkan gizi makanan ikan dengan menambah vitamin untuk menambah daya tahan
ikan.
Cara
Terhebat Budidaya Ikan Lele
Pengembangan
usaha budidaya ikan lele semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele
dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan
air Tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia.
Sekarang ini di Pulau Bangka khususnya di kota Sungailiat Budidaya ikan lele
sudah mulai berkembang pesat dikarenakan :
- Ikan lele dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi.
- Teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat.
- Pemasarannya relatif mudah.
- Modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah.
Pengembangan
usaha budidaya ikan lele semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele
dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan lele dumbo dibanding lele lokal
antara lain :
1.
Tumbuh
lebih cepat.
2.
Jumlah
telur lebih banyak.
3.
Lebih
tahan terhadap penyakit.
Namun
demikian perkembangan budidaya yang pesat tanpa didukung pengelolaan induk yang
baik menyebabkan lele dumbo mengalami penurunan kualitas. Hal ini karena adanya
perkawinan sekerabat (inbreeding), seleksi induk yang salah atas penggunaan
induk yang berkualitas rendah. Penurunan kualitas ini dapat diamati dari karakter
umum pertama matang gonad, derajat penetasan telur, pertumbuhan harian, daya
tahan terhadap penyakit dan nilai FCR (Feeding Conversion Rate).
Di
alam ataupun lingkungan budidaya ikan lele, ia dapat memanfaatkan plankton,
cacing, insekta, udang-udang kecil dan mollusca sebagai makanannya. Untuk usaha
budidaya, penggunaan pakan komersil (pellet) sangat dianjurkan karena
berpengaruh besar terhadap peningkatan efisiensi dan produktivitas.
Persyaratan
lokasi, baik kualitas tanah maupun air tidak terlalu spesifik, artinya dengan
penggunaan teknologi yang memadai terutama pengaturan suhu air budidaya masih
tetap dapat dilakukan pada lahan yang memiliki ketinggian diatas >800 m dpi.
Namun bila budidaya dikembangkan dalam skala massal harus tetap memperhatikan
tata ruang dan lingkungan sosial sekitarnya artinya kawasan budidaya yang
dikembangkan sejalan dengan kebijakan yang dilakukan Pemda setempat.
Budidaya
lele, baik kegiatan pembenihan maupun pembesaran dapat dilakukan di kolam
tanah, bak tembok atau bak plastik. Budidaya di bak tembok dan bak plastik
dapat memanfaatkan lahan pekarangan ataupun lahan marjinal lainnya.
Sumber
air dapat menggunakan aliran irigasi, air sumu (air permukaan atau sumur
dalam), ataupun air hujan yan sudah dikondisikan terlebih dulu. Parameter
kualitas air yan baik untuk pemeliharaan ikan lele sangkuriang adalah sebagai
berikut:
Suhu
air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32°C. Suhu air
akan mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu makan ikan
serta kelarutan oksigen dalam air, pH air yang ideal berkisar antara 6-9,
oksigen terlarut di dalam air harus > 1 mg/l.
Bentuk
kolam yang ideal untuk pemeliharaan ikan lele adalah empat persegi panjang
dengan ukuran 100-500 m2. Kedalaman kolam berkisar antara 1,0-1,5 m dengan
kemiringan kolam dari pemasukan air ke pembuangan 0,5%. Pada bagian tengah
dasar kolam dibuat parit (kamalir) yang memanjang dari pemasukan air ke
pengeluaran air (monik). Parit dibuat selebar 30-50 cm dengan kedalaman 10-15 cm.
Sebaiknya
pintu pemasukan dan pengeluaran air berukuran antara 15-20 cm. Pintu
pengeluaran dapat berupa monik atau siphon. Monik terbuat dari semen atau
tembok yang terdiri dari dua bagian yaitu bagian kotak dan pipa pengeluaran.
Pada bagian kotak dipasang papan penyekat terdiri dari dua lapis yang
diantaranya diisi dengan tanah dan satu lapis saringan. Tinggi papan
disesuaikan dengan tinggi air yang dikehendaki. Sedangkan pengeluaran air yang
berupa siphon lebih sederhana, yaitu hanya terdiri dari pipa paralon yang
terpasang didasar kolam dibawah pematang dengan bantuan pipa berbentuk L
mencuat ke atas sesuai dengan ketinggian air kolam.
Saringan
dapat dipasang pada pintu pemasukan dan pengeluaran agar ikan-ikan jangan ada
yang lolos keluar/masuk.
Pelaksanaan
Budidaya
Sebelum
benih ikan lele ditebarkan di kolam pembesaran, yang perlu diperhatikan adalah
tentang kesiapan kolam meliputi:
1.
Persiapan
kolam tanah (tradisional)Pengolahan dasar kolam yang terdiri dari pencangkulan
atau pembajakan tanah dasar kolam dan meratakannya. Dinding kolam diperkeras
dengan memukul-mukulnya dengan menggunakan balok kayu agar keras dan padat
supaya tidak terjadi kebocoran. Pemopokan pematang untuk kolam tanah (menutupi
bagian-bagian kolam yang bocor). Untuk tempat berlindung ikan (benih ikan lele)
sekaligus mempermudah pemanenan maka dibuat parit/kamalir dan kubangan (bak
untuk pemanenan). Memberikan kapur ke dalam kolam yang bertujuan untuk
memberantas hama, penyakit dan memperbaiki kualitas tanah. Dosis yang dianjurkan
adalah 20-200 gram/m2, tergantung pada keasaman kolam. Untuk kolam dengan pH
rendah dapat diberikan kapur lebih banyak, juga sebaliknya apabila tanah sudah
cukup baik, pemberian kapur dapat dilakukan sekedar untuk memberantas hama
penyakit yang kemungkinan terdapat di kolam. Pemupukan dengan kotoran ternak
ayam, berkisar antara 500-700 gram/m2; urea 15 gram/m2; SP3 10 gram/m2; NH4N03
15 gram/m2. Pada pintu pemasukan dan pengeluaran air dipasang
penyaring, kemudian dilakukan pengisian air kolam. Lalu kolam dibiarkan selama
± 7 (tujuh) hari, guna memberi kesempatan tumbuhnya makanan alami.
2.
Persiapan
kolam tembok hampir sama dengan kolam tanah. Bedanya, pada kolam tembok tidak
dilakukan pengolahan dasar kolam, perbaikan parit dan bak untuk panen, karena
parit dan bak untuk panen biasanya sudah dibuat Permanen.
3.
Sebelum
benih ditebarkan sebaiknya benih disuci hamakan dulu dengan merendamnya didalam
larutan KM5N04 (Kalium permanganat) atau PK dengan dosis 35 gram/m2 selama 24
jam atau formalin dengan dosis 25 mg/l selama 5-10 menit. Penebaran
benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada saat udara tidak
panas. Sebelum ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu (perlakuan
penyesuaian suhu) dengan cara memasukan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam
wadah pengangkut benih. Benih yang sudah teraklimatisasi akan dengan sendirinya
keluar dari kantong (wadah) angkut benih menuju lingkungan yang baru yaitu
kolam. Hal ini berarti bahwa perlakuan tersebut dilaksanakan diatas permukaan
air kolam dimana wadah (kantong) benih mengapung diatas air. Jumlah benih yang
ditebar 35-50 ekor/m2 yang berukuran 5-8 cm.
4.
Selain
makanan alami, untuk mempercepat pertumbuhan ikan lele perlu pemberian makanan
tambahan berupa pellet. Jumlah makanan yang diberikan sebanyak 2-5% perhari
dari berat total ikan yang ditebarkan di kolam. Pemberian pakan frekuensinya
3-4 kali setiap hari. Sedangkan komposisi makanan buatan dapat dibuat dari
campuran dedak halus dengan ikan rucah dengan perbandingan 1:9 atau campuran
dedak halus, bekatul, jagung, cincangan bekicot dengan perbandingan 2:1:1:1
campuran tersebut dapat dibuat bentuk pellet.
5.
Pemanenan Ikan
lele Sangkuriang akan mencapai ukuran konsumsi setelah dibesarkan selama 130
hari, dengan bobot antara 200 - 250 gram per ekor dengan panjang 15 - 20 cm.
Pemanenan dilakukan dengan cara menyurutkan air kolam. Ikan lele akan berkumpul
di kamalir dan kubangan, sehingga mudah ditangkap dengan menggunakan waring
atau lambit. Cara lain penangkapan yaitu dengan menggunakan pipa ruas bambu
atau pipa paralon/bambu diletakkan didasar kolam, pada waktu air kolam
disurutkan, ikan lele akan masuk kedalam ruas bambu/paralon, maka dengan mudah
ikan dapat ditangkap atau diangkat. Ikan lele hasil tangkapan dikumpulkan pada
wadah berupa ayakan/happa yang dipasang di kolam yang airnya terus mengalir
untuk di istirahatkan sebelum ikan-ikan tersebut diangkut untuk dipasarkan.
Untuk pengangkutan ikan lele dapat dilakukan dengan menggunakan karamba,
pikulan ikan atau jerigen plastik yang diperluas lubang permukaannya dan dengan
jumlah air yang sedikit. Kegiatan budidaya lele di tingkat pembudidaya sering
dihadapkan pada permasalahan timbulnya penyakit atau kematian ikan. Pada kegiatan
pembesaran, penyakit banyak ditimbulkan akibat buruknya penanganan kondisi
lingkungan. Organisme predator yang biasanya menyerang antara lain ular dan
belut. Sedangkan organisme pathogen yang sering menyerang adalah
Ichthiophthirius sp., Trichodina sp., Monogenea sp. dan Dactylogyrus sp. Penanggulangan
hama insekta dapat dilakukan dengan pemberian insektisida yang direkomendasikan
pada saat pengisian air sebelum benih ditanam. Sedangkan penanggulangan belut
dapat dilakukan dengan pembersihan pematang kolam dan pemasangan plastik di
sekeliling kolam. Penanggulangan organisme pathogen dapat dilakukan dengan
pengelolaan lingkungan budidaya yang baik dan pemberian pakan yang teratur dan
mencukupi. Pengobatan dapat menggunakan obat-obatan yang direkomendasikan. Pengelolaan
lingkungan dapat dilakukan dengan melakukan persiapan kolam dengan baik. Pada
kegiatan budidaya dengan menggunakan kolam tanah, persiapan kolam meliputi
pengeringan, pembalikan tanah, perapihan pematang, pengapuran, pemupukan,
pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Pada
kegiatan budidaya dengan menggunakan bak tembok atau bak plastik, persiapan
kolam meliputi pengeringan, disenfeksi (bila diperlukan), pengairan dan
pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Perbaikan kondisi air
kolam dapat pula dilakukan dengan penambahan bahan probiotik.
Untuk
menghindari terjadinya penularan penyakit, maka hendaknya memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1.
Pindahkan
segera ikan yang memperlihatkan gejala sakit dan diobati secara
terpisah, Ikan yang tampak telah parah sebaiknya dimusnahkan.
2.
Jangan
membuang air bekas ikan sakit ke saluran air.
3.
Kolam
yang telah terjangkit harus segera dikeringkan dan dilakukan pengapuran
dengan dosis 1 kg/5 m2. Kapur (CaO) ditebarkan merata didasar kolam,
kolam dibiarkan sampai tanah kolam retak-retak.
4.
Kurangi
kepadatan ikan di kolam yang terserang penyakit.
5.
Alat
tangkap dan wadah ikan harus dijaga agar tidak terkontaminasi penyakit.
6.
Sebelum
dipakai lagi sebaiknya dicelup dulu dalam larutan Kalium Permanganat (PK)
20 ppm (1 gram dalam 50 liter air) atau larutan kaporit 0,5 ppm (0,5
gram dalam 1 m3 air).
7.
Setelah
memegang ikan sakit cucilah tangan kita dengan larutan PK
8.
Bersihkan
selalu dasar kolam dari lumpur dan sisa bahan organik dan selalu usahakan
agar kolam selalu mendapatkan air segar atau air baru.
9. Tingkatkan
gizi makanan ikan dengan menambah vitamin untuk menambah daya tahan ikan.
Budidaya
Ikan LELE
Jika
kita ingin memulai ternak lele dengan tebar bibit 10.000 ekor ukuran 10-12 cm
harga di pasaran Rp.250-300/ekor setidaknya diperlukan lahan 100 m2, jumlah
pakan pelet 1 ton jika konversi pakan menjadi daging 90 % diestimasikan kita
mendpt hasil 900 kg, masa pemeliharaan 60-80 hari. Sebaiknya pada saat 30-40
hari setelah tebar benih dilakukan sortir, karena mulai banyak bibit yang
bertubuh bongsor yang sering memakan ikan yang lain.
Tebar
lele, bisa diawali dengan tebar ukuran 2-3 cm dgn kapadatan 100-150 ekor/m2,
pilih lokasi dgn suhu > 26 C. Jadikan warna air menjadi hijau daun untuk
suplai O2 lebih baik, dengan cara pemupukan & aplikasi probiotik. Umur 90
hari akan di dapat 140 gr ( 7ekor/Kg). dgn kepadatan itu kolam dari terpal atau
beton.
Sebenarnya
dengan teknologi probiotik tebar lele sudah mampu sampai 400 – 500 ekor/m3.
tetapi diperlukan kepiawaian dlm manajemen pengelolaan kualitas air.
Bentuk fisik kolam tidak terlalu utama,
baik itu kolam tembok ataupun tanah. yang diutamakan dalam ternak lele adalah
kualitas benih, air dan pakan. Benih sebaiknya beli dari pembenih lele langsung
dan mulai dari benih yg agak besar contohnya ukuran 10-12 cm dgn kepadatan
100-150 ekor/m2, air bebas pencemaran bisa berasal dari air sungai, sumur, PAM
yg sudah diendapkan. kolam sebaiknya diberi pupuk kandang,urea,tsp dan
didiamkan minimal 1 minggu agar terbentuk pakan alami berupa plankton, kolam
harus dalam kondisi air tidak jalan karena lele rentan terhadap perubahan air
yang terus menerus dan lele akan selalu meloncat kearah sumber air mengalir.
kedalaman kolam sebaiknya 120 cm dengan ketinggian air 80 cm.pakan utama
sebaiknya menggunakan pakan pabrik dengan kandungan protein >32% dan dapat
diberi pakan tambahan berupa limbah peternakan ayam seperti bangkai ayam, usus,
telur yg gagal tetas dengan terlebih dahulu dibakar/direbus.
Tips
membuat pakan tambahan untuk lele, peternak lele bisa mencobanya, dgn bahan :
1.
Ampas
tahu
2.
Katul
(dedek halus) dari padi
3.
Ikan
Asin BS(dihaluskan)lebih bagus di rebus dgn perbandingan
10:5:1 jd setiap 10 kg ampas tahu,+5kg katul,+ 1kg ikan asin bs aduk jd satu,
berikan sesuai kebutuhan.
Modal
awal, untuk 1 kolam ukuran kecil 2m x 3m, gali tanah sedalam 30an cm, tanah
galian urug-kan ke sekitar pinggir calon kolam. Selanjutnya yang perlu kita
lakukan adalah membeli terpal plastik yang banyak dijual di toko, seharga 50
ribuan, ataupun yang lebih mahal juga bisa, tapi ini kualitasnya sudah cukup
bagus. Pasang terpal plastik ke lubang kolam yang telah digali, kedalaman tanah
30 cm, tinggi permukaan tanah (dengan tanah urug sebelumnya) naik kan jadi
20-30 cm lebih tinggi dari tanah sekitarnya. Jadilah kolam kita yang berbiaya
murah. Isilah dengan air jernih, biarkan selama 2-3 malam (jangan langsung
ditaburi benih). Beri tanam-tanaman air juga bagus, semisal teratai, ganggang
air, kangkung, dsb.
Berikutnya,
tinggal beli benih ikan lele, dengan ukuran sebesar ibu jari orang dewasa,
harganya sekitar 100-150 rupiah per ekor. Coba isi kolam tadi dengan 300-400
ekor benih ikan lele. Beli pakan ikan (pelet) lembut, sekitar 5000 rupiah per
kg. Sebulan mungkin menghabiskan sekitar 3 kg, Sebagian di atas kolam dibuat
atap pelindung, juga bagus. Sebagian terkena cahaya langsung matahari. Kalau
ada sisa nasi makan malam/siang, masukkan saja ke kolam, biar nambah-nambah zat
makanan. Air kondisikan alami seperti di rawa/sungai, perbanyak tanaman air.
Kalau di awal-awal menabur benih, sebagian ikan mati, jangan panik, ambil saja,
buang. 3-4 hari berikutnya ikan akan bertahan hidup normal. Nah, tinggal
menunggu sekitar 3 bulan, ikan sudah cukUp besar untuk bisa dipanen, dijual
dengan harga sekitar 1000 rupiah per ekor. Bikin saja tulisan di depan rumah
“JUAL IKAN LELE KONSUMSI, SEGAR, GURIH” Kalau tanah cukup luas, berarti bisa
bikin 2-3 kolam lagi yang serupa. Pakai terpal plastik juga (hemat biaya pasir
dan semen, serta ongkos tukang.
Memaksimalkan
Keberhasilan Budidaya Lele
Keberhasilan
Budidaya ikan lele ditentukan oleh beberapa faktor antara lain benih yang
unggul atau berkualitas baik, makanan yang memilik kandungan gizi tinggi,
kondisi air yang baik dan pola pemeliharaan yang tepat. Faktor genetik benih
lele sangat mempengaruhui pertumbuhan ikan lele sampai ukuran konsumsi. Lele
dumbo yang dikenal memiliki pertumbuhan yang cepat ternyata mengalami
penyimpangan genetik karena kesalahan dalam membudidayakannya, sehingga
ditemukan lele strain baru yang dikenal dengan lele sangkuriang. Beberapa
petani telah menerapkan sistem pemberian probiotik yang dicampurkan pada paka
ikan lele, sehingga pertumbuhan ikan lele dapat lebih cepat , masa panen lebih
singkat sehingga efisiensi pakan juga meningkat. Imbas lebih lanjut adalah
keuntungan budi daya ikan lele yang meningkat.
Budidaya
Ikan Lele
Budi
daya ikan lele bisa dibilang gampang-gampang susah, dikatakan mudah karena kemampuan
hidup ikan lele cukup baik di beberapa lingkungan yang cukup ekstrim. Tetapi
untuk mencapai keberhasilan ekonomis yang maksimal dalam budidaya ikan lele
terkadang cukup sulit. Bisa jadi Ikan lele yang dipelihara bisa tumbuh dengan
ukuran yang besar, tetapi dari sisi hitung-hitungan ekonomis tidak
menguntungkan. Kondisi lingkungan pemeliharaan ikan lele juga harus baik untuk
mencegah penyakit ikan lele.
Berdasarkan
pengalaman Petani Lele Di desa Gunungsari, kecamatan Beji, Pasuruan yang
dikenal sebagai sentra budidaya lele konsumsi , sekitar 60 persen masyarakatnya
menekuni usaha ini. Namun demikian, hanya sedikit saja yang mendapatkan hasil
maksimal . Tidak jarang, diawal-awal atau pada minggu pertama setelah
penebaran, banyak bibit lele yang mati. Penyebabnya bisa beragam, mulai dari
kondisi air kolam yang kotor, bibit kurang baik, hingga serangan penyakit.
Tidak sedikit petani lele di daerah itu gagal panen karena lelenya mati semua.
Kalau sudah begitu, bukan keuntungan yang didapat, tetapi jutaan rupiah akan
melayang.
Seorang
yang cukup sukses menjadi petani Lele di sana adalah Bapak Kayat, Bapak Kayat
mencoba melakukan beberapa langkah budidaya lele dengan persiapan kolam secara
matang, kemudian pembelian bibit lele yang baik/tidak mudah sakit, hingga
pemberian pakan yang cukup.Untuk menghindari kondisi air kolam rusak, sirkulasi
air perlu diatur, terutama setelah pemberian pakan, dengan demikian air kolam
akan selalu bersih dan lele tidak mudah terserang penyakit.
Lele
tergolong ikan dengan konsumsi pakan cukup besar, jika pakan kurang, maka
sesama lele akan saling memangsa. Untuk itu pemberian pakan jangan sampai
telat. Untuk mengirit biaya pakan, Kayat biasa memberikan limbah telur atau
ayam sebagai pengganti pakan pelet yang harganya sangat mahal. Kebutuhan total
pakan lele sendiri bisa mencapai 80% dari total biaya operasional.
Apa
kunci dari keberhasilan panen lele milik Kayat ? Kuncinya adalah perawatan air
kolam dan pemberian pakan yang cukup. Dalam perawatan air kolam, selain menggunakan
cara-cara yang sudah biasa dilakukan, Kayat pun menambahkan larutan probiotik.
Probiotik yang digunakan adalah Marine Bioaquatic–disebarkan ke air kolam 2
kali seminggu.
Marine
Bioaquatic mengandung bakteri-bakteri penetralisir air kolam untuk melindungi
ikan dari racun dan bakteri-bakteri penyebab penyakit. Selain itu, supaya daya
tahan ikan optimal dan tidak mudah terserang penyakit, petani berusia 45 tahun
ini juga memberikan Marine Biostimulant yang aplikasinya dicampurkan dengan
pakan. Pemberian Biostimulan, ujarnya, ternyata berpengaruh besar terhadap
percepatan pertumbuhan lele
Lele
Phyton Upaya Perbaikan Mutu Ikan Lele
Mendengar
nama Phyton bayangan kita tertuju pada jenis ular yang bisa mencapai ukuran
yang sangat besar dan mungkin menakutkan bagi sebagian orang. Akan tetapi jika
melihat Lele Phyton, bentuknya jauh berbeda dengan ular phyton. Secara fisik
Lele Phyton tidak terlalu jauh berbeda dengan Lele jenis lain seperti Lele
Dumbo, Lele Sangkuriang dan Ikan Lele Lainnya. Bentuk fisik Lele Phyton
mempunyai mulut kecil, kumis panjang, kepala kecil, sedangkan badannya bulat
dan panjang. Secara genetik Lele Phyton merupakan hasil persilangan antara Lele
Thailand dengan Lele Afrika yang dikembangkan di Pandegelang, Banten.
Budi
Daya Ikan Lele Phyton
Ihwal
kelahiran jenis Lele Phyton ini dikembangkan oleh tim persilangan lele yang
diberi nama Sinar Kehidupan Abadi (SKA) berlokasi di Desa Banyumundu, Kecamatan
Cimanuk, tahun 1997. Tim SKA sendiri yang terdiri dari Wawan Setyawan, Aji
Satria Perambah Jati, Teja Swarna Jati, Raja Jati Sonar Baskara, dan Uwak Bayu.
Persilangan ini dilakukan karena penyebaran Benih lele dumbo yang berkembang
saat itu sudah mulai menurun kualitasnya dan tidak jelas secara genetik.
Peluang
usaha budi daya lele yang luas karena permintaan yang terus meningkat membuat
bisnis ini banyak diminati orang. Sukses usaha budidaya ikan lele dumbo dalam skala besar-besaran telah
mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas benih lele dumbo yang ada di
pembudidaya. Ini karena tidak adanya pengelolaan induk yang baik sehingga
terjadi perkawinan sekerabat (inbreeding). Kelahiran Lele Phyton dan
Sangkuriang menjadi jawaban untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Keunggulan
Lele Phyton
Setelah
melakukan serangkaian upaya uji kelayakan, tim SKA akhirnya menemukan Lele
Phyton mampu bertahan dalam suhu yang diperlakukan berada di titik ekstrim
panas maupun dingin. Selain itu Lele phyton juga memiliki pertumbuhan yang
cukup cepat,dari ukuran benih 7-8 cm membutuhkan waktu 50 sampai 55 hari pemeliharaan
untuk mencapai ukuran konsumsi. Sementara pemeliharaan ukuran benih 9-10 cm
hanya butuh waktu 40-45 hari hingga mencapai masa panen. Untuk sementara ini
penyebaran benih Lele Phyton memang masih sangat terbatas, belum semua daerah
terjangkau oleh Lele ini. Di Daerah asalnya Pandegelang, benih Lele Phyton ada
dua jenis ukuran yang dijual yaitu ukuran 7-8 cm seharga Rp 150,- perekor dan
ukuran 9-10 cm seharga Rp 175,- perekor
Pembudidayaan
ikan lele
Memberikan
kapur kedalam kolam yang bertujuan untuk memberantas hama, penyakit dan
memperbaiki kualitas tanah. Dosis yang dianjurkan adalah 20-200 gram / m2 ;
Urea 15 gram/m2 ; SP 36 10 gram/m2 ; NH4NO3 15 gram/m2, setelah 3 hari
pemberian pupuk kimia, semprotkan larutan Agrobost pada dasar kolam ( keadaan
becek ) dengan dosis 10 ml Agrobost : air 1 liter untuk 10 m². pada pintu
pemasukan dan pengeluaran air dipasang penyaring, kemudian dilakukan pengisian
air kolam secara bertahap. Kemudiam diamkan selama ±7 ( tujuh ) hari, guna
memberi kesempatan tumbuhnya plankton sebagai pakan alami bagi lele.
Persiapan
kolam tembok. Persiapan kolam tembok hamper sama dengan kolam tanah, bedanya
pada kolam tembok tidak dilakukan pengolahan dasar kolam, perbaikan parit dan
bak untuk panen, karena parit dan bak untuk panen biasanya sudah dibuat
permanen, Hanya saja bagian bawah kolam harus diisi dengan lumpur terlebih
dahulu setebal ±20 cm.
Penebaran
Benih. Sebelum benih ditebarkan, Sebaiknya dicuci hamakan dulu dengan
merendamnya didalam larutan KM5NO4 ( Kalium permangamnat ) atau PK dengan dosis
35 gram/m² selama 24 jam atau formalin dengan dosis 25 mg/I selama 5-10 menit.
Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada saat
udara tidak panas. Sebelum ditebarkan ke kolam, Benih diaklimatisasi dulu (
perlakuan penyesuaian suhu ) dengan cara memasukan air kolam sedikit demi
sedikit kedalam wadah pengangkut benih. Hal ini berarti bahwa perlakuan
tersebut dilaksanakan diatas permukaan air kolam dimana kantong benih mengapung
diatas air. Jumlah benih yang ditebar 35-50 ekor/m² yang berukuran 5-8 cm
Pemberian
Pakan. Buat larutan Agrobost ( 1 tutup/ 10 ml Agrobost : air 500 ml ) diamkan
sebentar sebentar, kemudian campurkan pada 2,5 kg pakan. Selain makanan alami,
untuk me,percepat pertumbuhan ikan lele perlu pemberian makanan tambahan berupa
pellet. Jumlah makanan yang diberikan sebanyak 2-5% per hari dari berat total
ikanyang ditebarkan dikolam. Pemberian pakan frekwensinya 3-4 kali setiap hari.
Sedangkan komposisi makanan buatan dapat dibuat dari campuran dedak halus
dengan ikan rucah, dengan perbandingan 1 : 9 atau campuran dedak halus,
bekatul, jagung, cincangan bekicot dengan perbandingan 2:1:1:1 campuran
tersebut dapat dibuat bentuk pellet.
Pemeliharaan
dengan Agrobost. Berikan setiap 1 minggu sekali pada kolam secara merata dengan
dosis 10 ml Agrobost dicampur air 1 liter, untuk kolam dengan luas 10m².
Panen.
Ikan lele mencapai ukuran komsumsi setelah dibesarkan selama ±130 hari, dengan
bobot antara 200-250 gram per ekor dengan panjang 15-20 cm. Pemanenan dilakukan
dengan cara menyurutkan air kolam. Ikan lele akan berkumpul di kamalir dan
kubangan, sehingga mudah ditangkap dengan menggunakan waring atau lambit.
Budidaya
Ikan Lele
Budidaya
Ikan Lele: Kalo menurut saya pribadi, ikan lele merupakan salah satu jenis
hewan air yang banyak di konsumsi oleh orang. Dan itu berimbas dengan adanya
sebuah peluang bagi pembisnis untuk budidaya ikan lele. Untuk itu disini ada
beberapa hal yang mungkin harus anda ketahui apabila ingin terjun ke bisnis
Budidaya Ikan lele.
Perlu
diketahui, lele bisa bertahan hidup dalam air yang kadar oksigennya sangat
rendah, (lele bisa mengambil O2 langsung dari udara, itu sebabnya lele bisa
bertahan hidup agak lama walau diluar air). Hanya saja ketika lele masih
kecil-kecil, rentan terhadap penyakit ikan, yg salahsatunya di sebabkan krn
kwalitas air kurang bagus. Kualitas air dapat dilihat dari warnanya, jika
warna-nya keruh coklat, bisa dibilang agak jelek, tapi kalau hijau=berarti
kandungan O2 cukup bagus.
Persiapan
kolam Budidaya Ikan Lele:
isi
kolam dengan air sdikit saja (jangan penuh), jngan langsung di isi lele (nanti
lele stres terus mati) tetapi biarkan 2-3 hari. tambahkan tanaman air juga
bagus, kasih suplemen untuk meningkatkan kwalitas air biar tambah OK.
Tebar
benih :
Kalau
dah beli/cari benih lele. Jgn langsung di tebar kekolam, masukkan bersamaan dgn
plastik pembungkus benihnya dan biarkan -+ 1/2jam sampai suhu air dalam plastik
= suhu air kolam, telah itu baru ditebar secara perlahan2 (biar tdk kaget)
Masalah
pakan.. beli saja yang sudah jadi.. (males repot kalo kudu buat sendiri) tapi
sesuaikan dengan usia dan ukuran lele anda (ukuran mulut lele).
Budidaya Ikan Lele
Dikutip dari berbagai sumber
3 komentar:
mg bermanfaat..
tidak mencantumkan sumber referensi???
# anonim, sudah ditulis di bawah post, dari berbagai sumber. blog ini hanya untuk hobi, tidak ada komersial sedikitpun, jadi jika artikel anda ada yang dikopas dan terbit di sini saya mohon maaf, karena dulu saya baru belajar posting dan lupa copy sumbernya, terima kasih.
# obat pemutih herbal alami, semoga saja ada manfaat.
Posting Komentar