Dongeng Cerita Rakyat
Di musim panas, di kota tempat tinggal Johnny, diadakan pasar malam. Jhonny pergi melihat-lihat bersama ayahnya. Ayahnya memenangkan undian dan mendapatkan hadiah tiga ekor ikan emas. Ikan-ikan itu berasal dari sebuah negri yang jauh dari selatan, tempat matahari selalu bersinar. Yang dua berwarna kuning dengan strip hitam,yang satunya berwarna merah. Jhon sangat senang dengan ikan-ikannya. Dimasukannya ikan itu kedalam sebuah jambangan kaca yang ditemukannya diantara barang-barang bekas di loteng. Tapi... meskipun Johnny senang, ikan-ikan itu sesungguhnya merasa kesal. Mereka tidak suka dikurung dalam jamabangan kaca yang sempit. Dua kayuh sirip kekanan, dua lagi kekiri, habis sudah jambangan dijelajahi. Sempit sekali, hingga sulit untuk bergerak dengan leleuasa. Mereka kesal dan mengomel-ngomel. Bosan selalu saling bertubrukan. Yang merah yang mula-mula bicara. “Ini rumah orang kaya,”Johnny dan ayah-ibunya pakaianya bagus-bagus. Makanan mereka juga enak-enak. Perabotan kamar ini mahal. Keluarga ini pasti kaya raya. Kalau mau, bisa saja mereka membelikan kita akuarium yang lapang.” “Ya memang,” kata salah seekor yang kuning.”Tapi apakah mereka mau? Mungkin mereka menggap kita ini sudah senang begini. Yah...dikiranya nyaman berdesakan begini.” “Mereka harus dibri pelajaran ,”senyum si ikan merah. “Kalau belum mencoba, kita takan penah tahu. Dengar!” Ikan merah menerangkan rencananya kepada kawan-kawanya. Keesokan harinya, ketika Johnny akan bermain dengan ikana-ikannya, dia terkejut melihat ikan-ikan itu berkelahi. Yang kuning mengigit ekor yang si merah dan memburunya berkeliling jambangan yang sempit itu. Tiba-tibayang merah berbalik mengejar yang kuning, berusaha mengigit ekornya. Johnny bingung sekali. “Ibu!Ayah!” serunya. “ikan-ikan berkelahi!” Ayah datang melihat. “Wah...,”guman ayahnya.”mungkin mereka ingin tempat yang lebih lapang.” Hari itu juga ayah membeli akuarium besar. Diisinya dengan krikil,pasir, tanaman, dan air bersih. Kemudian dipindahkanya ikan-ikan itu kedalamnya. Mereka merasa puas dan tak lagi saling mengigit. Sesungguhnya memang mereka tak pernah sungguh-sungguh berkelahi. Mereka ikan-ikan yg cerdik. Tapi... itu hanya untuk beberapa hari. Segera saja ikan-ikan itu merasa bosan tinggal dalam akuarium. “Yang kita butukan adalah sebuah kolam,”kata ikan merah. Dia memandang kekebun. “Ayah jhonny membangun teras batu,”katanya.”Alangkah indahnya kalau didekat situ dibanagun sebuah kolam yang teduh dibawa bayang-bayang pohon. Kalian setuju,kan?” “Kami sih senang saja, tapi bagaimana membuat jhonny mengerti keinginan kita?”tanya ikan-ikan yang kuning. “Ah...itu sih gampang,”kata ikan merah. Memang dia yang paling cerdik”kita harus bersandiwara kita pura-pura pingsan, kekurangan udara segar. Dengan begitu jhonny akan membuatkan sebuah kolam.” Sepanjang sore, ikan-ikan itu menunggu-nunggu jhonny pulang. Jhonny sedang pergi kerumah neneknya. “Nah, Dia datang,”kata ikanmerah. Pendengaranya memang tajam. Beberapa saat kemudian jhonny menhabur masuk kamar. Segera dia berlari kerah akuarium, melihat lkan-ikan kesayanganaya. Dia kaget setengah mati melihat ikan-ikanya terapung pingsan. Segera ia berteriak memanggil ibunya. “Gantilah airnya,”kata ibunya. Cepat-cepat jhonny menganti air akuarium.Air segar yang dituangkananya menurut ikan-ikan itu terlalau dingin. Mereka kesal. “Rencana konyol!” omel si ikan kuning.”sekarang kita akan mati kedinginan. “ “Kita harus mencoba lagi,”tegas ikan merah. Tak lama kemudian, mereka kembali mengapung dipermukaan. Pura-pura pingsan. Ayah jhonny datang.”ikan-ikan ini butuh udara segar,” kata ayah. Ikan merah tersenyum. “Nah, apa kataku, “bisiknya pada kawan-kawanya”rencana kita berhasil.” “Ayah sudah bosan mengurus mereka,”kata ayah jhonny.”kita buang aja kesungai.” Dan merekapun membuang ikan-ikan itu kesungai. Sekarang ikan-ikan itu bisa berenang kemanapun mereka mau. Mungkin lebih baik begitu. Tapi... ada celakanya juga mereka harus mencari makananya sendiri,belum lagi kalau ada ikan-ikan besara yang mengancam. Akhirnya, atas petunjuk siikan merah mereka sampai kelaut selatan yang hangat, tempat mereka dilahirkan. Lebih baik puas menerima keadaan, kecuali jika kau cukup cerdik untuk mengubahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar